SUBJEK
SEMU
Kita
hidup di dunia ini pastinya tidak bisa sendirian. Kita diciptakan oleh Yang
Kuasa digariskan sebagai makhluk sosial. Dimanapun dan kapanpun kita akan
selalu membutuhkan bantuan yang lainnya.
Sekali
lagi, pikiranku terngiang akan teman-temanku yang dulu pernah menghiasi hidupku
sekarang kemana. Bagaimanakah nasibnya. Apakah baik, ataupun buruk, semoga saja
tidak demikian. Jujur saja aku tidak pernah merasakan menjadi siswa TK, aku
dulu langsung melompat ke jenjang SD. Maklumlah, desaku baru ada TK sekitar
2009. Terkadang terlintas dipikiran, rindu ini sesak untuk dikenang pahit untuk
diingat namun sangat berarti adanya.
Kerap
kali aku juga berpikir,”dasar teman, ketika saling dalam seperjalanan dekat
bagai amplop dan prangko, namun coba lihat ketika sudah berpisah, menegur lewat
tulisan pesan singkat saja tidak pernah”. Dasar subjek semu. Mengapa aku sebut
seperti itu?. Ya….karena memang bagiku teman yang sudah hilang belas kasihnya
adalah seperti subjek semu, antara adan dan tiada. Aku adalah tipe orang yang
amat senang mengingat memori kenangan. Sekecil apapun itu dan selampau kapanpun
kisah itu aku pasti ingat. Entah kenapa ini bisa ada pada diriku. Andaikan saja
kemampuan ini bisa aku gunakan untuk menghafal beribu rumus matematika dan fisika. Sayang, ternyata kemampuanku itu
tidak berlaku untuk ilmu Eksak.
Sendiri
berjalan tidaklah menyenangkan. Serasa berjalan di jalan protokol di sinari lampu jalanan ditengah malam badai. Dingin, menusuk kedalam tubuh. Hangat,
hal yang sulit aku temui tanpamu teman. Cobalah mengerti keluh kesahku ini. Aku
tak suka seperti ini. Dulu sedekat nadi
mengapa kini sejauh bumi dan matahari. Kembalilah seperti dulu. Datangi aku,
dekap aku, aku rindu kalian teman-temanku.
Ditulis 3 Maret 2017
Selepas Adzan Ashar sehabis tidur siang
Tetap semangat ya dalam meng update blognya ..
BalasHapus