Jumat, 03 Maret 2017

SUBJEK SEMU



SUBJEK SEMU

Kita hidup di dunia ini pastinya tidak bisa sendirian. Kita diciptakan oleh Yang Kuasa digariskan sebagai makhluk sosial. Dimanapun dan kapanpun kita akan selalu membutuhkan bantuan yang lainnya.
Sekali lagi, pikiranku terngiang akan teman-temanku yang dulu pernah menghiasi hidupku sekarang kemana. Bagaimanakah nasibnya. Apakah baik, ataupun buruk, semoga saja tidak demikian. Jujur saja aku tidak pernah merasakan menjadi siswa TK, aku dulu langsung melompat ke jenjang SD. Maklumlah, desaku baru ada TK sekitar 2009. Terkadang terlintas dipikiran, rindu ini sesak untuk dikenang pahit untuk diingat namun sangat berarti adanya.
Kerap kali aku juga berpikir,”dasar teman, ketika saling dalam seperjalanan dekat bagai amplop dan prangko, namun coba lihat ketika sudah berpisah, menegur lewat tulisan pesan singkat saja tidak pernah”. Dasar subjek semu. Mengapa aku sebut seperti itu?. Ya….karena memang bagiku teman yang sudah hilang belas kasihnya adalah seperti subjek semu, antara adan dan tiada. Aku adalah tipe orang yang amat senang mengingat memori kenangan. Sekecil apapun itu dan selampau kapanpun kisah itu aku pasti ingat. Entah kenapa ini bisa ada pada diriku. Andaikan saja kemampuan ini bisa aku gunakan untuk menghafal beribu rumus matematika dan fisika. Sayang, ternyata kemampuanku itu tidak berlaku untuk ilmu Eksak.
Sendiri berjalan tidaklah menyenangkan. Serasa berjalan di jalan protokol di sinari lampu jalanan ditengah malam badai. Dingin, menusuk kedalam tubuh. Hangat, hal yang sulit aku temui tanpamu teman. Cobalah mengerti keluh kesahku ini. Aku tak suka seperti ini. Dulu  sedekat nadi mengapa kini sejauh bumi dan matahari. Kembalilah seperti dulu. Datangi aku, dekap aku, aku rindu kalian teman-temanku.

Ditulis 3 Maret 2017
Selepas Adzan Ashar sehabis tidur siang

1 komentar: